1.18.2011

Habibie & Ainun

Jauh ketika buku ini belum terbit..
Tepatnya ketika saya masih kecil dulu, saya sudah sangat mengagumi beliau.
Mengagumi kepintaran dan kejeniusannya.
Iya.. Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie!
Hingga akhirnya buku ini terbit, saya langsung mencarinya di toko buku.
Selain kepintarannya, saya sangat mengagumi sifat beliau yang sangat family man. Menyayangi keluarga dan mencintai istrinya sampai akhirnya maut memisahkan mereka.
Kalo boleh menilai, buku ini sangat saya rekomendasikan untuk di baca.
Kenapa?
Karena ketika anda membacanya, selain mendapatkan biografi tentang Habibie, kehidupan keluarga Habibie dan Ainun anda juga akan mendapat pengetahuan tentang teknologi pesawat terbang yang dibahas secara singkat namun mudah dipahami.
Jujur, ini buku pertama yang saya baca hingga akhirnya membuat saya menangis..
Menangis karena begitu terharu melihat bagaimana Habibie menjaga, menemani, dan merawat istrinya ketika sakit. Beliau mesti bolak-balik Jakarta-Jerman agar istrinya bisa mendapat perawatan akibat kanker yang dideritanya. Rasa cinta yang teramat dalam kepada sang istri membuat beliau selalu sedih ketika melihat istrinya merasa kesakitan.
Ketika beliau ditanya dokter untuk memberikan persetujuan mengoperasi istrinya yang ke-13 kali, beliau menangis di depan para dokter.

Jika sampai waktunya istri saya akan tidur selama-lamanya, maka jangan diperlihatkan monitor denyutan jantungnya kepada saya. Saya takut menjadi histeris sedih, tolong dihindari itu. 

Hingga akhirnya maut memisahkan mereka berdua. Istrinya menghembuskan nafas terakhir dan meninggalkan Habibie untuk selama-lamanya.




48 tahun 10 hari, Allah ENGKAU telah menitipi Cinta Abadi yang menjadikan kami MANUNGGAL.
MANUNGGAL yang dipatri oleh Cinta yang Murni, Suci, Sempurna, dan Abadi.
Hari ini 17.30, Ainun telah tidur untuk selama-lamanya dan pindah ke Alam Barzah meninggalkan saya di dunia.
INNAA LILLAAHI WA INAA ILAIHI ROOJI’UUN AINUN saya sangat cinta padamu.
ALLAH pencipta alam semesta dan umat manusia lebih mencintaimu.
ALLAH, berilah ketenangan, ketentraman, kenikmatan, disisiMU pada AINUN Istriku tercinta di Alam Barzah.
Terima kasih Allah, KEMANUNGGALAN kami di Dunia, di Alam Barzah melekat di diri kami sepanjang masa.
Allah berilah kepada Ainun dan saya kekuatan untuk mengatasi semua yang akan kami hadapi.
Ampuni dosa kami dan lindungi kami dari pencemaran CINTA murni, suci, sempurna, dan abadi kami.
(Doa Habibie yang dibisikan ditelinga Ainun ketika telah tiada)

10 komentar:

  1. Itulah gambaran Cinta sehidup semati

    BalasHapus
  2. wach,ketemu lagi nich sama blog kaka//

    BTW buku itu memang bagus banget ya ...
    hhe hhe..
    saya belum baca bukunya tu..

    BalasHapus
  3. @Sibutiz: Bagus menurut saya.. Banyak pelajaran yang bisa di ambil dari buku itu. ;)

    BalasHapus
  4. Paragraf doa nya, ya Allah...aku terharu kak, juga merasakan kesedihan beliau Pak Habibie.

    Siap nambah koleksi buku :)

    BalasHapus
  5. belum baca bukunya aja udah terharu dari tulisan sobat :)

    BalasHapus
  6. saya menyukai postingan anda :)
    salam kenal.
    moga arwah ibu Ainun diterima di sisi Allah. amin. :)

    BalasHapus
  7. @S2SELF: Makasih.. Salam kenal juga. ^_^

    BalasHapus
  8. selalu teringat kata2 Habibie kalau ngga salah :
    "Dibalik keberhasilan seorang pria pastilah ada wanita kuat dibaliknya"

    BalasHapus
  9. salam persahabatan - berkunjung di blog kren ini. Sepertinya buku ini membuat saya penasaran bagaimana tentang biografhi seorang tokoh yang saya kagumi dan dari tulisan mba cukup jelas tentang isi buku tersebut, ini menjadikan nuansa bagus untuk dibaca walaupun seorang itu hebat tentunya didukung penuh oleh orang yang tercinta istri orang tsb.... selamat jalan Ibunda Ainun semoga mendapatkan tempat yang terbaik disisi Allah swt, amiin. Maaf mba komentar terlalu panjang, vst back ya mba?

    BalasHapus
  10. @Warna Tulisan: Iya betul banget, itu kata-kata yang Pak Habibie pernah bilang..
    ^_^

    @Sepak Bola: Meluncur ke TKP..

    BalasHapus