Malam itu..
Sesudah singgah di rumahku sebentar, dia pamit pulang
kepadaku. Seperti biasa, di depan rumahku dia mulai bersiap mengeluarkan motor
sambil merapikan posisi helm yang akan digunakannya.
Terlihat sekali rasa lelah di raut mukanya, di sela-sela
kesibukannya dia harus menyempatkan diri mempersiapkan segala kebutuhan
pernikahan kita.
Bahagia, sedih, terharu, iba, segala perasaan itu menyatu
dalam hatiku. Gak tega rasanya melihat dia..
Aku pun menunggu di dekat pintu, menunggu dia menyalakan
motornya dan kali ini aku membiarkan dia keluar melewati pintu pagar rumahku
tanpa harus turun dari motor untuk menutup kembali pagar tersebut.
Biar aku saja yang menutup..
6 tahun lebih kita menjalin hubungan..
Bahagia, susah, senang, sedih, pertengkaran, hal itu pernah
kita alami. Bahkan menjelang pernikahan pun entah mengapa pertengkaran itu
malah semakin sering, saya terlalu sensitif akhir-akhir ini.
Dan sampai detik ini, saat saya menulis tulisan ini..
sungguh saya bersyukur dan merasa sangat beruntung mendapatkan dia. Tidak ada
yang berubah selama 6 tahun ini, dari dulu sampe sekarang dia masih melakukan
hal yang sama kepadaku. Selalu memberi kabar kemanapun dia pergi, menyapaku di
pagi hari sambil pamit untuk berangkat kerja, menjemputku selagi dia bisa,
mengantarku ke tempat yang aku mau, dan sabar mendengar segala rengekanku.
Kini keyakinan itu semakin kuat, dengannya aku yakin akan
menghabiskan sisa umurku kelak.. insya allah sampai ajal memisahkan kita.
Amiiin
Aku ingin dia yang menjadi imam dalam keluarga kecilku
nanti.
Semoga Allah selalu menjagamu dimanapun engkau berada, wahai
calon suamiku..
I LOVE YOU SO MUCH!
MY FIANCE. (っ˘з(˘.˘ )♥
Tidak ada komentar:
Posting Komentar